Luka
Dec 26, 2022
duduklah, aku ingin berbicara tentang luka
Di balik jendela, aku sembunyikan amarahku sekali lagi
Di beranda rumah, aku paksa tangisku masuk kembali
Di meja makan, aku telan kata-kata yg berlarian dalam kepalaku
Beragam rupa selalu aku bentuk
Berjuta mimik selalu aku samarkan
Kebencian dan kekecewaan terus menggerogotiku
Seperti luka yang terus dihantam batu
Tanpa sadar seorang pisau sedang bersantai menyiram bunga
Tapi “mengapa luka tidak memaafkan pisau”?
Memaafkan sangatlah mulia
Aku yang hina ini hanya bisa menatap kosong dengan diri yang penuh dengan kekosongan
Hanya tersisa luka yang tak kunjung pulih