Salamku di Tiga Pagi
— membuncah tak terbendung
malam-malam pun tak mampu menyibak kerasnya hati
hingga pagi tak lagi berdaya
dan sore pun membantunya untuk bangun kembali
“kita harus menunggu lebih sabar lagi”, begitu terus katamu
dan aku akan selalu percaya
tak ada yang sia-sia
kecuali ranting yang tak mampu bertahan
daun yang tak mampu bergantung
dan bunga yang layu menatap siang yang terik
hiduplah seperti pangeran kecil yang berpetualang
maka manusia-manusia dewasa akan heran
mereka menjejaki dunia yang sangatlah luas
hanya dengan keluh kesah dan sumpah serapah
bahkan mungkin mereka pun tak sadar
bahwa ada rindu yang terus membesar
bak bola salju yang terus menggelinding
menanti seseorang untuk menghentikannya
namun tak ada satupun manusia di sini
biarkan bola salju larut di hadapan matahari
begitupula rinduku —