Slow Shutter Speed

bahiroh adilah
1 min readApr 29, 2024

--

lamunan sore yang ke-fotografi-fotografi-an dengan judul bahasa indonesia “Kecepatan Rana Lambat”

Seorang kawan menyadarkanku bahwa aku amat sangat menyukai foto-foto dengan slow shutter speed, yang membuat gambar memiliki geraknya sendiri.

Dari dalam kamar, menatap keluar jendela, bersama gerimis dan perasaan sedikit kesal, sore ini aku menemukan alasannya, yang mungkin selama ini bersembunyi di wilayah alam bawah sadarku sendiri.

Ketika aku diam, dengan mengurangi kecepatan gerakku, mengamati sekitarku yang terus bergerak, aku bisa menyaksikan lebih banyak, menangkap lebih banyak, dan belajar lebih banyak.

Perlahan aku menikmati pergerakan di sekitarku, tanpa disadari sesekali membuatku tersenyum, dan membuatku tersadar bahwa dunia ini masih menggembirakan untuk dihidupi, masih ada kesejukan di dalamnya. Lalu perlahan perasaan sedikit kesal yang tadinya agak menganggu, kini memudar, berganti dengan perasaan tenang dan aman.

Rasanya seperti tak ingin bergerak lebih cepat, sehingga gerak sekitarku tak terlewat, oleh tangkapan mataku, tangkapan batinku, yang memang perlu untuk terus dilatih agar terus sadar, dan tak berkeliaran semaunya, atau tak kembali tidur lebih nyenyak lagi.

--

--